ARTIKEL - Transplantasi Kornea (Keratoplasty)

Transplantasi Kornea (Keratoplasty)

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 28 Oktober 2023

...

Apa itu kornea?

Kornea adalah lapisan bening yang menutupi permukaan depan mata. Kornea berfungsi untuk membantu memfokuskan cahaya ke retina sehingga kita dapat melihat dengan jelas. Apabila kornea rusak (menjadi berubah bentuk atau tidak bening) maka cahaya tidak dapat masuk melalui kornea. Hal ini menyebabkan retina mata tidak dapat meneruskan cahaya menuju otak sehingga dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan.

Apa yang terjadi apabila kornea rusak?

Jika kornea mata rusak, dan kerusakan tersebut dapat disembuhkan, maka dokter spesialis mata akan menawarkan prosedur transplantasi kornea untuk mengganti kornea mata yang rusak. Kornea mata yang rusak akan digantikan oleh kornea mata pendonor yang sehat dan jernih.

Apa itu transplantasi kornea?

Transplantasi kornea disebut juga dengan keratoplasty, adalah prosedur bedah untuk mengganti sebagian atau seluruh jaringan kornea yang rusak dengan jaringan kornea yang sehat dari donor mata orang yang sudah meninggal. Meskipun hasil dari operasi tidak dapat dijamin 100%, namun manfaat potensial dari operasi ini adalah perbaikan dalam penglihatan, berkurangnya rasa sakit, perbaikan anatomi mata, pencegahan perluasan infeksi dan dapat memperbaiki penampilan apabila kornea mata berwarna putih (bukan bening) atau terdapat bekas luka. Selama ini, tingkat keberhasilan transplantasi kornea untuk memperbaiki fungsi optikal hampir 90%. Hal ini bergantung pada kondisi mata pasien dan pemeriksaan rutin pasca operasi.

Siapa yang membutuhkan tranplantasi kornea?

Transplantasi kornea dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki riwayat penyakit mata tertentu atau cedera pada mata yang menyebabkan rusaknya kornea mata. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan transplantasi kornea adalah:

  1. Keratoconus. Kondisi dimana kornea berbentuk kerucut (bukan berbentuk kubah), yang menonjol keluar
  2. Distrophy kornea. Suatu kondisi genetik yang terjadi ketika sel-sel yang berada di dalam lapisan kornea tidak bekerja dengan baik.
  3. Infeksi mata atau cedera yang melukai kornea dan menyebabkan jaringan parut
  4. Penipisan atau robeknya kornea
  5. Pembengkakan pada kornea
  6. Komplikasi akibat operasi mata yang merusak kornea

Bagaimana prosedur operasi transplantasi kornea?

Setiap pasien yang akan menjalani transplantasi kornea memerlukan pemeriksaan dasar sebelum operasi. Transplantasi kornea dilaksanakan melalui prosedur bedah yang akan dilakukan oleh dokter spesialis mata.

Dokter akan membuat sayatan untuk mengangkat sebagian atau seluruh bagian kornea mata yang tidak normal. Kemudian akan mengganti dengan kornea baru dari kornea donor.

Macam-macam Teknik Transplantasi Kornea

  1. Full thickness Keratoplasty. Merupakan prosedur transplantasi kornea untuk mengganti seluruh lapisan kornea. Tekniknya dinamakan Penetrating Keratoplasty (PK). PK memiliki waktu pemulihan dan perawatan yang lebih lama dibandingkan dengan teknik tranplantasi kornea yang lain. Teknik ini dibutuhkan untuk penderita yang mengalami cedera pada seluruh lapisan kornea atau ketika ditemukannya jaringan parut yang sudah parah.
  2. Anterior Lamellar Keratoplasty. Merupakan prosedur transplantasi kornea untuk mengganti lapisan kornea bagian luar. Ada beberapa Teknik yaitu Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) atau Corneal Patch Graft. Teknik ini cenderung memiliki waktu pemulihan dan perawatan yang lebih singkat dibandingkan dengan PK. Hal ini dikarenakan hanya lapisan kornea terluar yang akan diganti dengan kornea baru dari pendonor. Biasanya teknik ini digunakan pada orang-orang yang mengalami cedera kornea bagian luar atau pengobatan pasien karatoconus (kornea kerucut).
  3. Posterior Lamellar Keratoplasty. Merupakan prosedur transplantasi kornea untuk mengganti lapisan kornea bagian dalam. Tekniknya disebut Descemet Stripping Automated Endothelial Keratoplasty (DSAEK) atau Descemet Membrane Endothelial Keratoplasty. Perbedaan antara DSAEK dan DMEK adalah ketebalan dari kornea donor, DSAEK lebih tebal dari DMEK. Pda DSAEK memberikan lapisan descemete membran yang mengandung endothel dan sebagian dari stroma bagian dalam, sedangkan DMEK hanya lapisan descemete membran saja yang mengandung endothel dari kornea donor. Tranplantasi kornea dengan teknik ini dilakukan dengan mengangkat endothelium dan descement’s membrane yang terletak pada lapisan paling dalam dari kornea. Teknik tranplantasi ini biasanya dilakukan bagi penderita Fuchs’ Distrophy dan bullous keratopathy.

Darimana Kornea didapatkan?

Kornea yang akan ditranplantasikan pada mata resipien didapatkan melalui donor kornea yang berasal dari bank mata. Cornea donation center rumah sakit mata undaan merupakan perwakilan bank mata Indonesia pusat di Indonesia. Donor bisa didapatka  dari Indoensia (donor lokal), namun karnea masih sangat minim tersedianya donor bisa didapatkan dari luar negeri seperti Amerika, Filipina, Srilanka (donor luar negeri). Biaya untuk setiap kornea tergantung pada biaya pemrosesan kornea donor dari masing-masing bank mata.

Selain biaya, waktu tunggu untuk mendapatkan kornea pun sangat beragam. Kornea yang berasal dari luar negeri dapat diperoleh dalam waktu yang relatif cepat antara 1 minggu sampai 2 bulan. Sementara kornea yang berasal dari donor lokal justru memiliki waktu tunggu yang lebih lama yaitu sekitar 1 sampai 6 bulan. Hal ini dikarenakan jumlah pendonor kornea di Indonesia masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah pendonor kornea di luar negeri.

Kornea yang akan ditransplantasikan dapat dibedakan berdasarkan fungsi atau kegunaaannya yaitu kornea untuk tujuan optikal (membantu penglihatan), tektonik (memperbaiki struktur penglihatan), terapetik (mengurangi nyeri pada mata), dan kosmetik (memperbaiki penampilan).

Apakah ada risiko dari prosedur ini?

Sama seperti prosedur operasi pada umumnya, transplantasi kornea juga memiliki beberapa faktor risiko. Ada beberapa yang mungkin terjadi diantaranya adalah:

  1. Penolakan organ donor. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi kornea yang disumbangkan sebagai benda asing dan mencoba untuk menolak transplantasi. Sekitar 1 dari setiap 10 transplantasi ada kemungkinan mengalami penolakan, bisa jadi lebih rendah tergantung dari teknik tranplantasi yang dilakukan dan kondisi klinis maupun penyakit dasar yang ada sebelumnya seperti riwayat glaukoma, infeksi dan diabetes. Teknik DALK, DSAEK dan DMEK memiliki risiko yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan PK. Namun penolakan organ dapat dicegah dengan penggunaan obat tetes mata yang diberikan secara rutin setidaknya selama satu tahun setelah operasi.
  2. Komplikasi lain seperti infeksi, berdarah, dan pembengkakan kornea. Selain itu, meskipun transplantasi kornea berfungsi sebagaimana mestinya, masalah mata lainnya mungkin juga dapat membatasi kualitas penglihatan seperti: glaukoma (tekanan tinggi pada mata), katarak (kekeruhan pada lensa mata), atau retina terlepas (bagian retina tidak berada pada posisi yang seharusnya).

Perawatan Pasca Operasi

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah operasi transplantasi kornea untuk perawatan dan meminimalisir terjadinya risiko pasca operasi, diantaranya adalah:

  1. Penggunaan obat tetes secara teratur sesuai petunjuk dokter
  2. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes
  3. Kontrol ke dokter spesialis sesuai anjuran

Transplantasi Kornea di RS Mata Undaan

Kebanyakan orang yang menerima transplantasi kornea mendapatkan sebagian penglihatan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. RS Mata Undaan menjadi RS Mata satu-satunya di Indonesia Timur yang dapat memfasilitasi prosedur operasi transplantasi kornea dengan peralatan canggih dan inovatif serta kemampuan dokter yang terampil dan berpengalaman. RS Mata Undaan telah dilengkapi dengan teknologi mikrokeratome serta femtokeratoplasty untuk prosedur transplatasi kornea dengan teknik Lamellar Keratoplasty. Mikrokeratome dan femtokeratoplasty memungkinkan terjadinya sayatan pada mata dengan lebih presisi, pemulihan dan perawatan yang lebih singkat serta minimal terjadinya risiko penolakan donor.

Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata terbaik kami untuk mendapatkan solusi yang paling tepat berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosis Anda. Jangan takut untuk bertanya pada staf kami, hubungi call center RS Mata Undaan untuk info lebih lanjut.

Perlu diingat:

Konten ini dibuat bukan untuk pengganti nasihat dokter atau sebagainya. Pasien tetap perlu berkonsultasi ke dokter mata untuk dilakukan pemeriksaan secara langsung. Kunjungi RS Mata Undaan untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter spesialis mata profesional kami.

Referensi:

  1. American Academy of Ophthalmology. 2022. About Corneal Transplantation
  2. WebMD. 2023. Cornea Transplant Surgery: What You Need to Know
  3. Cleveland Clinic. 2023. Cornea Transplant
  4. National Health Services. 2021. Overview: Cornea transplant
  5. National Health Services. 2021. How it is performed: Cornea transplant
  6. Mayo Clinic. 2022. Cornea transplant
  7. Health Direct. 2022. Corneal transplant surgery

 


...

Mata Malas (Amblyopia) Apa Penyebabnya?

Dibuat oleh dr. Irma Praminarti, Sp.M

...

Phakic IOL Solusi Untuk Mata Minus yang Jarang Diketahui

Telah direview oleh dr. Dini D., SpM pada 25 Februari 2024

...

Teknologi Tercanggih dari LASIK, SMILE Pro Hilangkan Mata Minus Hanya 8 detik

Telah Direview oleh dr. Dini D., SpM pada 17 Januari 2024

...

Retinopathy of Prematurity: Definisi, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Telah Direview oleh dr. Ria Sylvia H., SpM pada 1 November 2023

...

Penyakit Mata Kering (Dry Eye Disease): Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan

Telah Direview oleh dr. Nur Alim, SpM pada 26 Oktober 2023

...

Mendeteksi Gangguan Penglihatan Pada Mata Anak

Telah Direview oleh dr. Ria Sylvia H., SpM pada 4 Januari 2024

...

Mitos dan Fakta Glaukoma

Podcast Beri Tanda RS Mata Undaan

...

Mitos dan Fakta Tentang Kacamata

Podcast Beri Tanda RS Mata Undaan

...

Mata Juling (Strabismus)

Telah Direview oleh dr. Ria Sylvia H., SpM pada 1 November 2023

...

Apa itu Pediatric Opthalmologist?

Telah direview oleh dr. Ria Sylvia, SpM pada 1 November 2023

...

Retinopati Diabetik: Definisi, Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Telah direview oleh dr. Rita Tjandra, SpM pada 26 Oktober 2023

...

Teknologi Laser Vision Correction (LVC) Bebaskan Mata Minus dan Silinder

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 29 Oktober 2023

...

Apa itu Pre LASIK dan apa saja yang dilakukan?

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 29 Oktober 2023

...

Transplantasi Kornea (Keratoplasty)

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 28 Oktober 2023

...

Kelainan Refraksi

Telah direview oleh: dr. Kitriastuti Sp.M pada 26 Oktober 2023

...

“Divonis Dokter Kornea Rusak Di Usia Muda, Sekarang Bisa Melihat Kembali”

Bagaimana rasanya melihat dunia dengan kegelapan? Hal tersebut tak pernah sedikitpun terlintas didalam benak Nanda. Sempat mengalami kebutaan selama hampir 4 tahun, kini 80% pengelihatannya telah kembali.

...

Glaukoma: Definisi, Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Pengobatan

Telah direview oleh: dr. Dewi Rosarina, Sp.M pada 25 Oktober 2023

...

Jenis-jenis Glaukoma

Telah direview oleh: dr. Dewi Rosarina, Sp.M pada 25 Oktober 2023

...

Ablasio Retina: Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Telah direview oleh: dr. Rita Tjandra, Sp.M pada 24 Oktober 2023

...

Operasi Katarak: Prosedur, Risiko, Pemulihan dan Biaya

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 23 Oktober 2023

...

Teknologi Canggih: IOL, Lensa Buatan Untuk Pasien Katarak

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 23 Oktober 2023

...

Memahami Katarak: Definisi, Gejala, dan Cara Pengobatan

Telah direview oleh: dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) pada 23 Oktober 2023